Kamis, 11 Februari 2016

KEMBALI KEPADA ALKITAB SOLUSI KEMENANGAN PAPUA

Oleh: Seppnat Kambu, ST, MT

Sebab itu apakah yang akan kita katakana tentang semuanya itu ? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia.? Siapakah yang akan menggugat orang-orang Pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka Kristus Yesus, yang telah mati ? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk disebelah kanan Allah yang malah menjadi Pembela bagi kita.(Roma 8: 31-34)

Kunjungan Duta Besar Amerika Serikat dan Duta Besar Inggris  ke Papua pada dua minggu belakangan ini mendapat sorotan banyak pihak. Kunjungan kedua Dubes tersebut menjadi topik menarik yang di diskusikan oleh kalangan awak media, politisi, akademisi, aktivis, bahkan para netizen pun ramai memperbincangkanya. 

Kunjungan Dubes AS yang awalnya tidak di ketahui tujuannya sehingga menimbulkan banyak spekulasi dan tafsir. Pihak lain menafsirkan kunjungan ini sebagai bagian dari scenario mempersiapkan Papua Merdeka. Kunjungan ini sejatinya adalah untuk mendapat dukungan masyarakat Papua terhadap keberadaan Freeport untuk tetap beroperasi di tanah Papua. Hal ini semakin jelas dengan adanya pertemuan antara Dubes AS bersama beberapa tokoh Gereja di Papua. Para pimpinan gereja menyatakan mendukung PT.Freeport untuk tetap beroperasi di tanah Papua.

Dukungan para pimpinan gereja terhadap PT.FI ini mendapat kritikan dari berbagai pihak. Alasnya karena Freeportlah yang menjadi penyebab kekerasan HAM dan kemanusiaan di tanah Papua. Satatus rakyat Papua yang saat ini menjadi menyebabkan konflik vertical antara masyarakat Papua dan pemerintah pusat itu di sebabkan oleh kehadiran Freeport, sebagaimana kita ketahui bersama dalam sejarah Papua. 

Perjuangan rakyat Papua untuk mendapatkan kesejahteraan dan keadilan dilalui dengan berbagai cara. Diplomacy adalah salah satu cara, banyak tokoh-tokoh Papua melarikan diri ke Amerika, Belanda, Inggris, Australia, German, dan lain-lain untuk melakukan lobi-lobi internasional untuk mendapatkan simpati public internasional guna merubah nasib bangsa Papua. Tentu ini semua adalah upaya manusia. Nyatanya kasus HAM Papua hanya di jadikan alat tawar untuk menekan Indonesia agar mau membuka diri terhadap investasi raksasa mereka di tanah Papua. Freeport di Pegunungan Tengah, BP . Di Bintuni, PT. Petrocina International Company (PETRO CINA) dan masih banyak lagi Multi National Corporation (MNC) yang beroperasi di tanah Papua. 

Loby dan diplomasi adalah pengetahuan sekuler dunia yang mengecewakan kita selama ini. Sudah seharusnya kiblat dan arah diplomasi orang Papua kembali kepada kebenaran dan keadilan. Keadilan dan kebenaran  sesungguhnya yaitu kembali kepada ALKITAB DAN YESUS KRISTUS yang adalah keadilan dan kebeneran itu sendiri. 

Sejauh ini diplomacy kita bersandar pada pengetahuan sekuler duni, akal budi manusia, kita  bergantung kepada dunia Barat yang orientasi diplomasinya pragmatis  mengharapkan mendapatkan keutnungan ekonomi dari kita untuk pembangunan imperium ekonomi mereka. Bahkan  menjual isu HAM, kemanusiaan dan lingkungan kita untuk kepentingan mereka. 

Inilah saatnya orang Papua memberkati Israel, kibarkan paji-paji Daud di gunung-gunung,di lebah-lembah dan pesisir-pesisir pantai di seluruh Tanah Papua, agar  kita terluput dari panah lusifer yang sedang  mengancam rakyat Papua, (Maz : 60:6) Kepada mereka yang takut kepada-Mu telah Kauberikan panji-panji tanda untuk berlindung terhadap panah. Itu adalah landasan Alkitabiah teks tual dan secara kontekstualnya relevan dengan keadaan orang Papua saat ini. 

Dasar Alkitabiah yang hendaknya mendasari perjuangan kita adalah (Mazmur 20: 1-5) “ (2) Kiranya TUHAN Menjawab engkau pada waktu kesesakan! Kiranya Nama Allah Yakub Membentingi Engkau. (3) Kiranya dikirm-Nya  bantuan kepadamu dari tempat kudus dan disokong-Nya engkau dari Sion. (4) Kiranya diingat-Nya segala korban persembahanmun, dan disukai-Nya korban bakaranmu. S e l e (5) Kiranya diberikan-Nya kepadamu,  apa yang kau kehendaki dan jadikan-Nya kau berhasil apa yang kaurancangkan. 

Dasar Alkitabiah lain adalah (Mazmur 129: 4-6)  “Terlupur dari kesesakan” (4) TUHAN itu adil, Ia memotong tali-tali orang fasik. (5) Semua orang yang membenci Sion akan mendapat malu dan akan mundur. (6) Mereka seperti rumput diatas sotoh, yang menjadi layu, sebelum dicabut, Bagian bacaan lain juga juga penting untuk dibaca sebagai dasar pijakan kita adalah (Yesaya 18: 3-4).   

Uraian diatas menunjukan kepada kita bahwa perjuangan dengan akal budi kita memang penting sebagai usaha kita, namun yang lebih penting adalah melakukan apa yang menjadi  “PERINTAH “ dan kehendak TUHAN sebagaimana tercantum dalam Alkitab. Jika kita mengikat perjanjian kita dengan TUHAN melalui melakukan perintahnya tentang Memberkati Umat (ISRAEL)  yang berkati, maka kita diberkati, dibebaskan dari belengu penindasan, kemiskinan. Sebab janjinya adalah YA dan AMIN. 

Dari manakah akan datang pertolongan kita, Ialah dari Dia yang menjadikan langgit dan bumi beserta segala isinya. Hendaklah kekuatan, pengharapan dan andalan rakyat Papua hanya kepada TUHAN. Datang dan menaruh mesbah bagi TUHAN, maka TUHAN akan berperkara bagi orang-orang yang merancang kejahatan bagi Papua.

SHALOM ELOHIM…!!!!